Sebar Duit di Luar Negeri
Tulisan ini juga dimuat di blog The Naked Traveler sebagai salah satu pemenang #LombaKelasTrinity dengan judul: Bagi-Bagi Sedekah ke Mancanegara.
Sejak sekitar 2016 saya aktif menerjemahkan subtitle TED Talks, sebuah platform konferensi ceramah mengenai hampir semua topik dari ilmiah, bisnis, sampai isu global. Ceramah-ceramah ini dibawakan oleh para ahlinya dan kemudian dipublikasikan secara gratis di website TED.com dan channel YouTube TED. Para relawan penerjemah subtitle TED Talks dari berbagai negara ini tergabung di TED Translator Community.
Saya sendiri menerjemahkan TED Talks untuk mengasah keterampilan interpretasi dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia. Menerjemahkan subtitle TED Talks bagi saya menyenangkan karena banyak topik yang menarik serta menambah wawasan dan pengetahuan. Selain itu dengan menerjemahkan TED Talks para relawan penerjemah membantu teman-teman yang belum fasih berbahasa Inggris untuk bisa ikut menikmati TED Talks.
Sampai suatu saat di 2018 saya iseng browsing di blog TED Translator dan menemukan bahwa TED sedang membuka aplikasi bagi para TED Translator yang mau mendaftar ke acara TEDSummit 2019 di Edinburgh, Skotlandia, sebagai delegasi. Yang menarik, kalau diterima maka tiket konferensi, tiket pesawat PP, dan akomodasi semuanya bakal ditanggung oleh TED. Saya hitung-hitung waktu itu nilainya kalau dirupiahkan kurang lebih sekitar seratus jutaan karena mahal di tiket konferensinya yang bisa sampai £ 6,000. Lumayan banget!
Akhirnya saya mengumpulkan niat untuk mengajukan aplikasi. Applicant diminta untuk membuat video berdurasi satu menit untuk menjabarkan alasan mengapa TED harus memilih applicant tersebut untuk pergi ke TEDSummit 2019. Singkat cerita aplikasi saya diterima! Jujur waktu terima email dari TED Translator Team saya hepi banget dan hampir nggak percaya! It was the best day of my life… still!
Saat itu saya belum pernah sama sekali menginjakkan kaki ke Eropa. Eh, sekalinya dapat kesempatan ke Eropa dibayarin full! Belum lagi nanti saya juga akan bertemu dan berkenalan dengan delegasi TED Translator lain dari seluruh dunia. OMG, hepinya sampai terasa beberapa hari! Excited banget lah pokoknya!
TEDSummit 2019 berlangsung pada 21-25 Juli 2019 di Edinburgh International Conference Center. Tetapi dua hari sebelum konferensi dimulai sudah ada acara khusus untuk para delegasi TED Translator. Acaranya macam-macam mulai dari kumpul-kumpul biasa, ngeteh dan dinner bareng, sampai yang serius kayak workshop dan syuting video promosi program TED Translator.
Lalu ada satu acara untuk saling bertukar snack lokal dan souvenir. Nama acaranya TED Translators: Sweets Exchange. Saya membawa dodol Garut dan permen N*** N*** yang gampang dibeli di mini market. Seru juga ngeliatin bungkus-bungkus snack dari seluruh dunia walaupun isinya kebanyakan cokelat, permen, dan cookies. Bahkan delegasi dari Tiongkok ada yang membawa permen Susu Kelinci. Yah, ini mah di Glodok juga banyak! Hahaha!
Snack yang cukup berkesan bagi saya waktu itu adalah halva, semacam kudapan manis asal Turki dengan bahan utama tepung semolina. Ini agak mirip Turkish delight dengan isi kacang. Lalu ada juga yang membawa snack yang mirip sama Rambut Nenek yang dijual abang-abang di Jakarta tapi dengan tekstur yang lebih lembut. Sayangnya saya lupa itu dari negara mana. Ini rasanya seperti around the world in a few hours with snacks!
Untuk souvenir tadinya saya sempet bingung mau bawa apa. Kemudian saya teringat di salah satu buku The Naked Traveler, Kak Trinity pernah membawa uang kertas pecahan kecil untuk dijadikan souvenir. Saya pikir itu good idea banget karena selain unik, nggak ada di negara manapun, biaya yang dikeluarkan juga sangat murah. Bawanya pun nggak pakai ribet. Jadi sebelum berangkat pergi lah saya ke bank untuk menukarkan sejumlah uang dengan uang kertas pecahan Rp 1.000,-
Ternyata ide bagi-bagi duit bisa sangat meramaikan suasana. Pertama-tama saya membagikan uang kertas ke beberapa orang. Tiba-tiba ada yang berteriak, “Heeey, Abe is disributing cash!” Sontak semua orang yang mendengar langsung ngantri. Wah, berasa jadi konglomerat bagi-bagi sedekah! Hahaha! Untung duit saya banyak, walaupun cuma pecahan seribuan.
Occasion kedua di mana saya bagi-bagi duit adalah di acara Celebration. Jadi TED mem-book seluruh venue di National Museum of Scotland untuk pesta. Acara ini literally a party; di pojok-pojok ada stall-stall makanan dan di bagian tengah ada live music, mirip sama kondangan. Bedanya lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu tradisional Skotlandia yang bernuansa ramai.
Saat suasana mulai memanas, orang-orang mulai berdansa di depan band live music. Saat itu lah saya mulai lagi bagi-bagi duit buat yang belum kebagian. Teman Korea saya ngeledek, “Mestinya kamu naik ke lantai paling atas lalu sebar duit dari sana!” Delegasi dari India dan Myanmar akhirnya juga ikutan bagi-bagi duit walaupun duitnya udah lecek-lecek, bukan duit baru yang licin dari bank. Lalu terjadilah percakapan seperti ini:
Myanmar: This is Kyats for you.
Korea: Thank you. Sorry, I don’t bring any banknotes.
Myanmar: It’s okay, I accept credit cards.
*tepokjidat*
Saya dapat juga uang kertas dari si India dan si Myanmar masing-masing 10 Rupees dan 1,000 Kyats yang mana masing-masing kalau dirupiahkan nilainya lebih tinggi dari Rp 1.000,-. Jadi untung deh saya! Lalu ada teman Vietnam saya yang bilang, “Wah, ide ini brilian banget! Di Vietnam paling kecil ada pecahan VND 500. Tahu gitu saya bawa juga!” VND 500 itu kalau dirupiahin kira-kira setara dengan 300 Rupiah. Kalau ditukar sama seribuan Rupiah jadi saya deh yang rugi! Hahaha!
Komentar
Posting Komentar
Komen dong...